DEPOKTIME.COM, DEPOK-Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok semakin meradang, mulai dari pelecehan seksual hingga bertebaran spanduk provokatif.
Terkait dengan pelecehan seksual verbal yang menimpa calon wakil wali Kota Depok, Afifah Alia dilakukan oleh kandidat calon wakil wali Kota Depok yang diusung PKS, Imam Budi Hartono.
Terkait pelecehan seksual verbal yang dialami, Afifah Alia sebut pelecehan tersebut bukan candaan. Sebagai seorang wanita, dirinya sangat menjaga nama baik sebagai seorang ibu, istri dan berusaha menjaga nama baik keluarga.
“Ini pelecehan bukan candaan,” ujar Afifah Alia ketika dikonfirmasi awak media di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Depok, Pancoran Mas, Kamis (10/09/2020).
Lebih lanjut ia menuturkan kronoligi kejadian pelecehan seksual terjadi saat pemeriksaan kesehatan dirinya sebagai calon wakil wali Kota Depok di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
“Saat itu didalam ruang ada, Mohammad Idris dan beliau tertawa saat Imam Budi Hartono mengucapkan ‘Bu Afifah sekamar dengan saya yah’,” tutur Afifah Alia.
Kelanjutan dari hal tersebut, dirinya menyerahkan seluruhnya kepada tim kuasa dari PDI Perjuangan. Dan berharap pelecehan seksual verbal ini tidak dialami oleh wanita manapun.
Ditempat berbeda, Febby Lintang, salah seorang aktivis Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Depok menjadi geram mendengar adanya pelecehan seksual verbal yang dialami oleh Afifah Alia.
Aktivis perempuan ini melihat bahwa pelecehan seksual verbal yang dilakukan oleh Imam Budi Hartono merupakan ucapan yang tidak senonoh yang dilontarkan mengarah pada pelecehan seksual.
“Sangat tidak pantas dalam koridor bercandapun tidak pantas diucapkan karena bisa saja menimbulkan asumsi berbeda jika didengar orang lain. Apalagi oleh mereka yg harusnya dijadikan panutan dan contoh di masyarakat jangan sampai ucapan itu terlontar,” ujar Febby Lintang ketika dikonfirmasi oleh awak media.
Lebih lanjut ia terangkan bahwa pelecehan itu bukan hanya dalam bentuk fisik namun pelecehan dalam bentuk verbal yang tidak disadari oleh pelaku malah biasanya membekas dalam ingatan korban pelecehan.
“Dalam agama pun kita dianjurkan untuk menjaga ucapan kita, agar tidak menyebabkan sakit hati bagi orang lain,” terangnya.
Selain pelecehan seksual, marak spanduk provokatif yang menyudutkan salah satu organisasi masyarakat yang terpasang di berbagai titik di Kota Depok. Salah satunya di Jalan Keadilan, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Mengenai hal ini, Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Depok langsung melapor ke Polres Metro Depok, Ahad (06/09/2020). Spanduk tersebut bertuliskan “Kami Warga Muhammadiyah Tidak Rela Kota Depok Dipimpin PKI Perjuangan”. Spanduk tersebut berlatar belakang putih dan dilengkapi dengan logo Muhammadiyah.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok Bidang Hukum dan HAM, Ahmad Dahlan menuturkan bahwa pemasangan spanduk ini adalah fitnah yang keji yang mengatasnamakan Muhammadiyah apalagi menjelang Pilkada Depok pada 9 Desember mendatang.
“Ini orang yang tidak bertanggung jawab. Lihat dari logo dan corak jelas berbeda dengan logo Muhammadiyah. Ini spanduk provokatif. Kami jika memasang spanduk pasti terdapat tulisan pimpinan daerah atau pimpinan cabang atau ranting. Tidak pernah menulis warga Muhammadiyah,” ujar Ahmad Dahlan.
Dirinya mengimbau warga Depok tidak terpecah belah dan terpancing atas pemasangan sejumlah spanduk liar tersebut.
“Jangan merusak Kota Depok yang kondusif apalagi membawa-bawa nama Ormas Islam seperti Muhammadiyah. Karena ini negara hukum. Maka kami akan melaporkan hal ini ke Polres Metro Depok,” tandasnya. (Udine/DT).