SMA Negeri 3 Depok Digeruduk Massa

SMA Negeri 3 Depok Digeruduk Massa

DEPOKTIME.COM, Sukmajaya – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Depok digeruduk ratusan warga Depok.

Kedatangan warga ke SMAN 3 Depok, Kamis (27/07/2023) menuntut agar siswa miskin bisa bersekolah di sekolah negeri yang berada di wilayah Kecamatan Sukmajaya tersebut.

Nampak gerbang SMAN3 Depok dijaga oleh aparat penegak hukum dan juga gerbang dirantai oleh penjaga sekolah.

Sebelumnya juga, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Pantau Indonesia temukan Ketidakwajaran jumlah siswa didik baru di SMAN 3 Depok.

Sekretaris LSM Rumah Pantau, Fiqih NS menjelaskan bahwa penerimaan siswa didik baru seharusnya sudah tutup. Tetapi saat menyidak langsung ke SMAN 3 Depok, dirinya mendapati masih adanya orang tua siswa yang mendaftar ulang kesekolah tersebut.

“Laporan resmi SMAN 3 Depok, siswa kelas X berjumlah 355 orang. Informasi yang kami dapat, di SMAN 3 ada 12 rombel, kalau 36 x 12 rombel berarti ada 432 siswa yang diterima SMAN 3. Ini kan berarti ada kebohongan publik,” ujar Fiqih.

Kecurigaan terhadap ketidakwajaran jumlah siswa, semakin bertambah dengan adanya ucapan dari seorang petugas keamanan sekolah yang menyebutkan bahwa panitia PPDB telah dibubarkan.

“Saat hendak masuk pintu sekolah saja, petugas keamanan sekolah sudah bilang bahwa panitia PPDB telah bubar. Ini kan jelas pasti ada yang mengarahkan petugas tersebut. Hal ini yang menambah kecurigaan kami bahwa siswa didik baru di SMAN 3 Depok jumlahnya lebih dari 355 siswa,” tegasnya.

Saat diruang tata usaha, dirinya juga menemui orang tua siswa yang hendak daftar ulang. Tetapi pihak tata usaha menyarankan untuk menghubungi pihak yang membawa siswa daftar ke sekolah tersebut.

“Tadi saja masih ada orang tua siswa yang menanyakan kepastian anaknya untuk sekolah. Tapi pihak TU menjawab silahkan hubungi pihak yang mendaftarkan anaknya. Pendaftaran sudah tutup,” tambahnya.

Dirinya menilai, pihak sekolah tidak koperatif saat dimintai kejelasan atas temuan ketidakwajaran jumlah siswa. Bahkan pihaknya merasa tidak nyaman saat ingin keluar sekolah ternyata banyak oknum aparat penegak hukum yang berjaga di pos jaga sekolah.

“Kedatangan kita hanya konfirmasi jumlah siswa baru, bukan demo. Kenapa banyak APH di sini (SMAN 3), kita hanya konfirmasi bukan demo,” pungkasnya. (Udine).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *