BERITA  

Kepemimpinan Mohammad Idris, Realisasi Program 1000 Kios Dinilai Gagal

Kepemimpinan Mohammad Idris, Realisasi Program 1000 Kios Dinilai Gagal

DEPOKTIME.COM, DEPOK-Ketua Komisi B DPRD Kota Depok, Hermanto ikut menyoroti kegagalan Mohammad Idris dalam mengelola program 1000 kios untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bahkan, proyek 1.000 kios itu disinyalir telah mengakibatkan kerugian keuangan Pemerintah Kota Depok.

Dirinya mengatakan bahwa kegagalan tersebut diakibatkan oleh Mohammad Idris yang terkesan hanya melepaskan tanggung jawab tanpa memikirkan kerugian.

“Seharusnya Mohammad Idris ketika meluncurkan program seribu kios itu harus diiringi dengan memberikan bimbingan dan tempat untuk masyarakat berusaha,” kata Hermanto ketika ditemui di wilayah Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo, Sabtu (07/11/2020).

Dirinya menyebutkan, Kota Depok kaya dengan Setu. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk menghidupkan UMKM.

“Ada 20 lebih Setu di Depok, kenapa kita gak manfaatkan Setu itu,” sebutnya.

Lebih lanjut ia tegaskan, pemerintah kota Depok harusnya mencontoh keberhasilan pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengelola Setu Babakan menjadi lokasi wisata dan tempat pagelaran seni.

Menurutnya, jika Setu dapat dikelola dengan baik, bukan hanya UMKM yang akan hidup namun kebudayaan juga akan ikut berkembang.

“Depok ini majemuk, bermacam suku ada didalamnya. Depok ini miniaturnya Indonesia. Jadi selain menghidupkan UMKM, Setu di Depok juga bisa dimanfaatkan menjadi lokasi untuk menyatukan ragam budaya dengan cara menyediakan panggung pagelaran seni. Dengan adanya seperti itu jelas UMKM akan hidup, banyak pedagang. Ekonomi akan hidup,” tegasnya.

Meski demikian, Hermanto mengatakan untuk mengelola Setu memang butuh pemimpin yang mampu dan memiliki komunikasi yang baik dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

“Setu itu punya pusat atau provinsi. Cuman kami sudah komunikasi kesana, silahkan kelola itu, pusat mempersilahkan. Sementara pemerintah kota yang sekarang sampai saat ini belum ada niat, paling kalau bikin tempat hiburan cuman bebek-bebek doang. Responnya di awal bagus, cuman realisasi nya gak ada,” tuturnya.

Dirinya berharap Depok dapat memanfaatkan Setu dan hutan cagar alam menjadi tempat rekreasi yang dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD).

“Saya itu berangan-angan Depok ini bisa memiliki tempat rekreasi seperti Jakarta, contoh kecil Setu Babakan dan taman raya Bogor. Itu cagar alam kami (komisi B_red) sudah komunikasi ke Kementerian kehutanan silahkan kelola, cuman harus ada pengajuan dari Depok,” tutupnya. (DIN/FD).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *