BERITA  

Prabowo Instruksikan Kader Gerindra Menangkan Sudrajat-Syaikhu

Prabowo Instruksikan Kader Gerindra Menangkan Sudrajat-Syaikhu

DEPOKTIME.COM, DepokKetua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan intruksi kepada seluruh kader partai politik itu di Kota Depok, Khususnya di Jawa Barat untuk menjadikan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada 2018.

Prabowo Instruksikan Kader Gerindra Menangkan Sudrajat-Syaikhu

Saat menyapa seluruh kader Partai Gerindra Kota Depok, Prabowo menjelaskan, Jawa Barat merupakan wilayah yang luas, sehingga kader harus bekerja keras untuk memenangkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Secara nasional, raihan suara di Jawa Barat sangat signifikan, bersama Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Semua kader saya minta sosialisasikan Pak Sudrajat dan Pak Syaikhu sampai ke pelosok wilayah,” ucap Prabowo di Aula Bumi Wiyata Depok pada Ahad (01/04/2018).

Tak hanya itu, Dalam orasi di hadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Gerindra Kota Depok, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa sistem ekonomi liberal itu salah.

Prabowo menuturkan, karena sistem ekonomi ini justru menyengsarakan rakyat dimana teori trickle down effect itu dianggap salah. Prabowo mengatakan sudah sejak tahun 2004 dia menyuarakan bahwa neoliberal itu keliru dan terbukti gagal. Namun sayangnya hal itu tidak didengar kaum elit bangsa.

“Saya sudah bicara sejak 2004. Neolib itu keliru dan terbukti gagal dan tidak mungkin memberi kesejahteraan. Tapi (itu) nggak didengar. Neolib terus dijalankan,” tutur Prabowo.

Dulu dia mengaku sempat memahami sistem ekonomi neoliberal. Disebutkan pada masa orde baru percaya neoliberal. Bahwa ekonomi tidak apa-apa yang kaya hanya segelintir, tidak apa-apa cuma satu persen karena nanti mereka yang kaya satu persen itu akan meneteskan ke bawah, itu teorinya.

Sejumlah tokoh barat berpendapat bahwa system itu tidak berpihak pada rakyat. Salah satunya, John Maynard Keynes, kata Prabowo, yang berpendapat tetesan kepada rakyat kecil itu baru akan menetes ketika kita sudah mati. Artinya, kata dia, tidak pernah ada tetesan kebawah (rakyat).

“Orang kalau sudah kaya ya pengen kaya lagi. Kapitalis itu harus punya modal. Dengan modal besar dapat yang lebih besar,” jelas Prabowo.

Ketika berbicara bahwa neoliberal itu salah, dirinya mengaku mendapat ejekan. Bahkan dianggap tidak paham ekonomi karena latar belakang militernya.

“Yang saya bicarakan angka. Tahun 2008 saya membentuk Gerindra dalam AD/ART kita bahwa neoliberal itu keliru. Dan kita berjuang untuk kembali pada UUD 1945. Makanya saya selalu bicara pasal 33 UUD 1945,” papar Prabowo.

Prabowo melanjutkan, bahwa kegagalan sistem neoliberal ini didasarkan atas pandangan dari sejumlah pemimpin barat. Seperti, mantan Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton menyebutkan, “Kita (Bangsa Amerika) tidak lagi bisa menjalankan kebijakan-kebijakan ekononi yang gagal. Sudah waktunya teori tentang menetes kebawah di kubur dalam-dalam”.

Prabowo menambahkan, Direktur IMF Christine Lagarde juga mengatakan sistem neoliberal menjadikan kesenjangan sosial. Sistem menetes kebawah itu menciptakan kesenjangan pendapatan, menciptakan ketidakadilan di semua negara.
Dirinya mengatakan seharusnya perekonomian Indonesia kembali diarahkan sesuai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Dengan begitu, perekonomian Indonesia akan mampu menyejahterakan seluruh rakyat.

“Siapa pun nanti yang memimpin di daerah-daerah atau siapa pun nanti yang memimpin republik ini harus berani menegakan Pasal 33 UUD 1945. Saya yakin dengan pasal ini kita bisa bangkit kembali. Kita bisa merebut kembali kekayaan kita untuk rakyat kita,” pungkas Prabowo (Udine/DT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *