SUARADEPOKNEWS.COM, Depok-Rapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) yang dikemas oleh kantor Imigrasi klas I Depok dan dilaksanakan Kamis (20/07/2017) di Fave Hotel, serta dihadiri Camat maupun Lurah atau yang mewakili daerah Limo dan Cinere serta Polsek maupun Koramilnya.
“Kegiatan ini adalah target kerja di tahun 2017, rapat Timpora ini ini adalah kelanjutan yang sebelumnya telah dilakukan pada bulan Maret 2017 untuk tingkat kota, tingkat Kecamatan Beji, Pancoran Mas, Cipayung pada bulan Mei 2017, Sukmajaya dan Cilodong pada 13 Juli 2017,” papar Jeacky Gerald Gerung selaku Kasie Wasdakim (Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian) dan tim yang membacakan sambutan kepala Imigrasi Depok yang saat ini tengah tugas ke Makasar.
Lebih lanjut dikatakan Jeacky, Timpora ini dibentuk berdasarkan amanat pasal 69 UU NO 6 tahun 2011 tentang ke Imigrasian dan peraturan pemerintah NO 31 tahun 2013.
“Terbentuknya timpora ini adalah atas keseriusan pihak Imigrasi terhadap Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia khususnya di kota Depok, dilain pihak sinergitas pihak kecamatan maupun kelurahan merupakan ujung tombak pihak Imigrasi,” ucapnya.
Ditambahkan Jeacky, WNA paling banyak dari data per 30 Juni 2017 adalah daerah Tapos, Cimanggis dan Beji, dimana untuk daerah Tapos kebanyakan yang bekerja di sekolah Internasional.
“Operasi gabungan segera dilaksanakan yang beranggotakan Timpora dengan melibatkan Babinsa maupun Babinkamtibmas serta para RT maupun RW dengan pemberdayaan 3 Pilar,” jelasnya.
Jeacky mengatakan untuk tindak lanjut terhadap WNA yang tidak mematuhi peraturan dan perundang undangan di Indonesia, adalah dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang, tidak menutup kemungkinan tindakan deportasi. Sedangkan untuk pengungsi atau pencari suaka di kota Depok ini ada 113 personal dari berbagai negara, dan mereka ini diketahui serta dibawah organisasi dunia UNHCR namun akan keberadaan dan perkembangannya tetap dipantau.
Dengan telah dibentuknya Sekretariat Timpora di kantor Imigrasi Depok sebagai wadah untuk berdiskusi tukar informasi dan lainnya khususnya di bidang WNA. Jeacky berharap ada persamaan persepsi.
“Timpora adalah persamaan persepsi sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya yang selama ini telah terjalin dengan baik untuk lebih ditingkatkan lagi,” pungkasnya. (KOES/SDN)
