DEPOKTIME.COM, Depok-Dampak dari penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sungguh luar biasa dirasakan oleh masyarakat Kota Depok. Untuk meringankan beban masyarakat dari virus tersebut, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Asasta Kota Depok gulirkan program Peduli Covid-19 dengan membagikan nasi kotak untuk berbuka puasa bagi warga terdampak pandemi covid-19.
Dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Depok menambah deretan beban yang harus dipikul masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tentunya kegiatan PDAM Peduli Covid-19 ini menjadi salah satu penyejuk bagi masyarakat yang terdampak langsung oleh Covid-19.
Diketahui bahwa program PDAM Peduli Covid-19 telah di laksanakan sejak 3 Mei hingga 22 Mei 2020. Kegiatan ditandai dengan penyerahan nasi box secara simbolis oleh Pjs Direksi PDAM Kota Depok, Banu Muhamad H kepada Wali Kota Depok Mohammad Idris di Kantor PMI Kota Depok, Senin (11/05/2020).
Selama 20 hari di bulan Ramadhan ini PDAM bekerja sama dengan PMI Kota Depok akan menyalurkan bantuan nasi kotak kepada warga Depok yang terdampak pandemi Covid-19.
“Setiap harinya kami (PDAM) menyiapkan 500 nasi box. Untuk penyalurannya kami serahkan kepada pihak PMI Kota Depok,” ujar Pjs Direksi PDAM Kota Depok, Banu Muhamad H.
Dirinya memaparkan bahwa pembagian nasi box untuk berbuka puasa ini merupakan Program PDAM Kota Depok yang melibatkan Tim Gugus Tugas Covid-19 PDAM bekerjasama dengan PMI Kota Depok.
“Ini merupakan kegiatan sosial dalam rangka membantu masyarakat Kota Depok yang terdampak wabah Covid-19. Mudah-mudahan, kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat Depok yang kurang beruntung,” paparnya.
Diketahui bahwa Informasi perkembangan Covid-19 Kota Depok pada Senin (11 Mei 2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok menyampaikan informasi Data Kasus Konfirmasi berjumlah 360, Sembuh 65, Meninggal 21, OTG 1.401, ODP 3.496 dan PDP 1.351.
Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 60 orang, status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI. (Udine/DT).